Untuk pertama kalinya para astronom mengklaim telah merekam bentuk planet asing di luar tata surya (ekstrasolar) secara langsung menggunakan teleskop. Biasanya mereka hanya mendeteksi planet-planet yang sangat jauh tersebut dari tanda-tandanya saja atau hasil simulasi dan pengukuran.
"Ini kali pertama kami melihat langsung objek planet bermassa yang sepertinya mengorbit bintang yang mirip Matahari," ujar Davis Lafreniere, astronom dari Universitas Toronto, Kanada yang melaporkannya dalam Astrophysical Journal Letters edisi teranyar. Planet tersebut berukuran raksasa, sekitar delapan kali massa Planet Jupiter dan bersuhu 1500 derajat Celcius. Sementara bintangnya memiliki kepadatan 85 persen massa Matahari meskipun usianya diperkirakan lebih muda.
Planet yang belum diberi identitas tersebut terlihat saat para astronom mengamati bintang 1RXS J160929.1-210524 yang berada 500 tahun cahaya dari Bumi. Saat itu, mereka tengah melakukan survei terhadap 85 bintang baru yang berumur 5 juta tahun dalam konstelasi bintang di Upper Scorpius.
Para astronom menggunakan teleskop Gemini North yang ada di Mauna Kea, Hawaii untuk mengamati objek tersebut. Mereka juga memanfaatkan teknologi optik adaptif yang menggunakan cermin feksibel untuk mengurangi distorsi cahaya bintang saat menembus atmosfer Bumi sehingga dapat melihat bentuk bintang dan planet dengan lebih jelas.
Tim astronom yang dipimpin Lafreniere kini tengah mempelajari apakah terdapat gaya gravitasi antara bintang dan planet tersebut sehingga merupakan suatu sistem tata surya. Sebab, jarak bintang terdekat dengan planet tersebut berada pada jarak 330 kali jarak Matahari-Bumi.
"Tentu saja masih terlalu prematur untuk mengatakan bahwa objek ini mengorbit bintang tersebut, namun bukti-bukti yang ada tetap memungkinkan," ujar Lafreniere. Sebab, sebagai perbandingan, Planet Neptunus saja memiliki jarak orbit 30 kali jarak Matahari-Bumi.
Teori formasi bintang dan planet-planet tidak akan menjawab keganjilan tersebut. Namun, jika fakta tersebut benar, bukan tidak mungkin teori mengenai tata surya yang harsu direvisi. Masih banyak misteri alam semesta yang belum terpecahkan sampai saat ini.
"Ini tanda yang kuat bahwa alam mungkin memiliki mekanisme lebih dari satu untuk menghasilkan pasangan planet terhadap bintang yang normal," ujar Ray Jayawardhana, astronom terkemuka dari Universitas Toronto.
WAH
Sumber : SPACE.COM
sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar